IDXChannel - Bursa saham Asia menguat pada Rabu (29/10/2025) berkat dorongan dari Wall Street, seiring meningkatnya optimisme baru terhadap kecerdasan buatan (AI).
Investor kini bersiap menghadapi hari yang padat, dengan keputusan suku bunga Federal Reserve (The Fed) dan laporan keuangan dari raksasa teknologi menjadi sorotan utama.
Prospek penurunan suku bunga di Amerika Serikat (AS) pekan ini mendorong penguatan obligasi, sementara dolar AS masih melemah karena investor memperkirakan pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada Rabu ini bukanlah yang terakhir tahun ini.
Di Wall Street, indeks saham ditutup pada rekor tertinggi setelah kabar positif dari Nvidia dan Microsoft. Nvidia mengumumkan pesanan senilai USD 500 miliar untuk chip AI serta rencana membangun tujuh superkomputer bagi Departemen Energi AS.
Sementara itu, Microsoft mencapai kesepakatan yang memungkinkan OpenAI bertransformasi menjadi perusahaan publik dengan misi sosial, sekaligus memberi raksasa perangkat lunak itu kepemilikan saham sebesar 27 persen di pembuat ChatGPT tersebut.
Kabar ini ikut mengangkat bursa Asia, dengan indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,16 persen dan indeks Nikkei Jepang melonjak lebih dari 1 persen hingga mencetak rekor baru. Indeks Kospi Korea Selatan juga menembus level tertinggi sepanjang masa, didukung laporan laba kuat dan prospek positif dari SK Hynix, pemasok Nvidia.
Tiga raksasa teknologi AS—Microsoft, Alphabet, dan Meta—dijadwalkan merilis laporan keuangan pada Rabu malam waktu setempat. Ekspektasi pasar sangat tinggi bahwa mereka akan membukukan kinerja kuat yang mampu membenarkan valuasi saham yang sudah melambung.
“Ekspektasi pasar sangat tinggi, dan batas toleransi terhadap kekecewaan pun tinggi,” ujar Kepala Strategi Investasi di Saxo, Charu Chanana, dikutip Reuters.
Chanana menambahkan, “Investor ingin melihat bukan hanya angka yang solid, tetapi juga bukti bahwa monetisasi AI berkelanjutan dan permintaan meluas di luar ledakan awal. Dari sanalah pasar akan menilai apakah euforia AI ini berubah menjadi gelembung atau tidak.”
Kontrak berjangka Nasdaq naik 0,06 persen, sementara S&P 500 berjangka bergerak mendatar. Sebaliknya, kontrak berjangka Eurostoxx 50 melemah 0,14 persen.
Keputusan suku bunga The Fed juga akan menjadi perhatian utama investor. Pasar hampir sepenuhnya memperkirakan adanya pemangkasan sebesar 25 basis poin.
Bersamaan dengan itu, pelaku pasar akan mencermati apakah bank sentral AS akan mengakhiri kebijakan pengetatan kuantitatif (quantitative tightening/QT) yang telah berlangsung lama.
“Jika The Fed mengumumkan berakhirnya QT, itu akan ditafsirkan sebagai sinyal dovish, terutama jika disertai petunjuk untuk menjaga stabilitas neraca,” imbuh Chanana.
Imbal hasil obligasi AS tenor dua tahun bertahan di level 3,4904 persen, sedangkan yield obligasi acuan 10 tahun berada di 3,9814 persen, seiring para pelaku pasar menunggu kepastian dari The Fed terkait peluang pelonggaran lanjutan pada Desember mendatang. (Aldo Fernando)