Kedua suku bunga tersebut berada pada rekor terendah karena pemerintah berupaya untuk menopang pertumbuhan ekonomi dengan menjaga kondisi moneter lokal dalam menghadapi tantangan dari sektor properti, dan tren deflasi yang masih terus berlanjut.
Keputusan tersebut diambil setelah negara ekonomi terbesar kedua tersebut mencatat pertumbuhan ekonomi lebih cepat dari perkiraan pada kuartal pertama 2024 di tengah melemahnya yuan.
Sementara itu, angka perekonomian China yang lemah pada Maret meningkatkan ekspektasi bahwa pihak berwenang dapat melonggarkan kebijakan lebih lanjut.
Bursa Asia sebagian besar naik pada perdagangan hari ini dan rebound dari aksi jual tajam minggu lalu yang didorong oleh kekhawatiran bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) akan menunda penurunan suku bunga tahun ini dan adanya serangan baru di Timur Tengah.
Indeks Nikkei juga naik dengan saham-saham Jepang berusaha untuk pulih dari aksi jual tajam minggu lalu karena kekhawatiran tertundanya penurunan suku bunga The Fed dan kekhawatiran geopolitik di Timur Tengah.