Bursa Asia juga menenanti sejumlah pertemuan bank sentral di wilayah tersebut, seperti Taiwan, Indonesia, dan Filipina yang siap untuk menaikkan suku bunga acuannya pada hari Kamis ini.
Gubernur Bank of Japan, Haruhiko Kuroda diperkirakan melawan tren dengan mempertahankan pengaturan ultra-longgar yang akan terus menerkan mata uang Yen. Sementara itu, pembelian obligasi besar-besaran BOJ untuk membatasi imbal hasil menekan likuiditas untuk obligasi tenor 10 tahun.
"Dengan proyeksi suku bunga baru, The Fed sedang merancang pendaratan keras, pendaratan lunak hampir tidak mungkin," kata Kepala Strategi Global di Principal Global Investors, Seema Shah.
"Jerome Powell hampir menyalurkan bantinnya Paul Volcker, berbicara tentang langkah kuat dan cepat yang telah diambil The Fed, dan kemungkinan akan terus berlanjut, karena mencoba untuk menghilangkan tekanan inflasi dan menangkal skenario lebih buruk di kemudian hari."
Para pejabat memperkirakan, tingkat suku bunga akan mencapai 4,4% pada akhir 2022, dan 4,6% pada 2023. Ini menyiratkan kenaikan 75 bps keempat berturut-turut pada pertemuan berikutnya di November, sekitar seminggu sebelum pemilihan paruh waktu AS. (FAY)