Sebelumnya, pasar saham AS sempat menguat pada Rabu setelah Trump mengumumkan penundaan tarif bagi negara-negara yang tidak memberlakukan kebijakan balasan terhadap AS.
Namun, ia tetap menaikkan bea masuk bagi produk China setelah Beijing mengeluarkan kebijakan tandingan. Menurut laporan CNBC International pada Kamis, tarif atas barang impor China kini efektif mencapai 145 persen. CNBC International juga melaporkan bahwa Trump tidak menutup kemungkinan untuk memperpanjang penundaan tarif.
Menurut Morgan Stanley, keputusan Trump menunda tarif memang mengurangi risiko penurunan ekonomi AS dalam jangka pendek, tetapi ketidakpastian berkepanjangan diperkirakan semakin menekan konsumsi dan belanja bisnis.
Dari Eropa, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan, Uni Eropa akan menunda tarif balasan terhadap AS selama 90 hari untuk memberi kesempatan bagi negosiasi.
Di sisi lain, Presiden Federal Reserve Bank of Dallas Lorie Logan memperingatkan bahwa tarif yang lebih tinggi dari perkiraan sangat mungkin memicu inflasi dan pengangguran di AS.