Menurut perseroan, dalam era globalisasi, angkutan laut merupakan tulang punggung perdagangan internasional, terutama untuk kegiatan ekspor-impor dengan skala yang lebih besar. Industri pelayaran saat ini mengangkut hampir 90 persen dari komoditas global, yang menjadikan industri pelayaran sebagai komponen vital dalam rantai pasok dunia.
"Atas dasar tersebut, perseroan yang saat ini melakukan kegiatan operasional hanya di wilayah perairan Indonesia (nasional domestik), berencana untuk melakukan penambahan kegiatan usaha untuk memperluas jangkauan wilayah operasi ke perairan luar negeri (internasional)," katanya.
Penambahan kegiatan usaha tersebut juga dilatarbelakangi adanya peluang kerja sama yang ditawarkan dari mitra strategis internasional, khususnya perusahaan-perusahaan global di sektor energi pengguna hasil muatan tambang, manufaktur baja, serta industri baterai/EV, perusahaan lepas pantai dan konstruksi maritim, yang membutuhkan dukungan jasa transportasi laut, pemasangan pipa bawah laut (pipe laying), pembangunan pembangkit listrik tenaga laut (offshore wind farm support), serta proyek konstruksi lepas pantai lainnya.
"Sehingga, akses trayek internasional dapat menjadi opsi dan membuka peluang untuk mengoptimalkan armada yang dimiliki dengan skala ekonomi yang lebih besar," ujar perseroan.