Pendapatan pada tahun lalu ditopang oleh segmen bioskop Rp739 miliar dengan porsi 63 persen. Kemudian disusul oleh segmen makanan dan minuman Rp370 miliar dengan porsi 31 persen. Sisanya berasal dari acara-acara dan iklan serta lisensi dan jasa manajemen.
Di tiga tahun terakhir, margin laba operasional BLTZ juga terus meningkat. Pada 2022 sebesar 9,48 persen kemudian 2023 10,57 persen dan 2024 11,65 persen. Namun, pendapatan dan margin laba operasional itu tak mampu mengangkat kinerja perseroan.
Pada 2024, BLTZ mencetak laba kotor Rp502 miliar. Namun, laba tersebut tergerus oleh beban umum dan administrasi Rp365 miliar dan beban keuangan akibat utang sebesar Rp127 miliar.
Dari segi sifat beban, biaya terbesar bagi BLTZ berasal dari film Rp370 miliar, lalu beban penyusutan Rp143 miliar, makanan dan minuman Rp86 miliar, gaji dan kesejahteraan Rp85 miliar, dan sewa biaya layanan Rp72 miliar.
Bisnis CGV memang terdampak cukup signifikan akibat pandemi yang membuat masyarakat harus beraktivitas di rumah. Sementara CGV sendiri telah mengoperasikan bioskop dalam kapasitas maksimum terhitung April 2022.