Selanjutnya, biaya keuangan yang bertambah 55,62% yoy sebesar Rp309,69 miliar membuat NIRO mencatatkan rugi sebelum pajak sebesar Rp93,40 miliar, alias berbalik dibandingkan laba sebelum pajak pada tahun 2020 sebesar Rp206,73 miliar.
Dari sisi neraca per 31 Desember 2021, total aset NIRO mencapai Rp11,69 triliun, atau lebih tinggi 10,20% dari akhir 2020 senilai Rp10,60 triliun. Kewajiban pembayaran/liabilitas meningkat 30,97% mencapai Rp5,26 triliun, sedangkan modal/ekuitas perseroan turun 2,46% menjadi Rp6,42 triliun. (TYO)