sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Daftar 4 Saham Energi Terbarukan, Perlu Dikoleksi?

Market news editor Shifa Nurhaliza Putri
06/10/2023 17:33 WIB
Daftar saham energi terbarukan memang perlu dicermati oleh sebagian investor.
Daftar 4 Saham Energi Terbarukan, Perlu Dikoleksi? (Foto: Saham Energi Terbarukan)
Daftar 4 Saham Energi Terbarukan, Perlu Dikoleksi? (Foto: Saham Energi Terbarukan)

IDXChannel - Daftar saham energi terbarukan memang perlu dicermati oleh sebagian investor. Dilansir dari laman United States, Energi terbarukan atau renewable energy adalah energi yang bersumber dari alam yang dapat diregenerasi dengan laju yang lebih besar dibandingkan konsumsinya.

Misalnya sinar matahari dan angin selalu menjadi sumber energi, namun ada juga air, panas bumi, dan lainnya. Keunggulan energi terbarukan adalah tersedia melimpah di sekitar kita dan tidak membahayakan lingkungan.

Beberapa emiten juga melirik sektor energi baru terbarukan atau EBT. Terbaru, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) baru saja tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat 24 Februari 2023.

Daftar Saham Energi Terbarukan

1. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO)
PT Adaro Energy Indonesia Tbk (Adaro) melakukan diversifikasi bisnis melalui pengembangan pembangkit listrik baru berbasis energi  terbarukan (EBT).

Hal ini ditandai dengan dibangunnya pembangkit listrik tenaga listrik Tanah Laut Bayu (PLTB) di Kalimantan Selatan berkapasitas 70 MW. Dalam proyek ini, Adaro melalui anak perusahaannya PT Adaro Power menggandeng Total Eren.

Keduanya memenangkan tender setelah menawarkan harga listrik per kWh terendah untuk PT PLN (Persero). Tawaran ini merupakan yang terendah sepanjang sejarah pembangunan PLTB di Indonesia.

2. PT Arkora Hydro Tbk (ARKO)
PT Arkora Hydro Tbk berhasil menambah modal baru dari pasar modal melalui IPO senilai Rp 182,67 miliar. Dana IPO sebesar 63% dialokasikan untuk tambahan investasi pada anak perusahaan  guna memaksimalkan pengembangan proyek EBT ke depan, yakni 54% di PT Arkora Hydro Sulawesi (AHS), 29% di PT Arkora Energi Baru, dan 17% masuk ke PT. Arkora Tenaga Matahari.

Arkora Hydro telah menyelesaikan pembangunan proyek PLTA Cikopo-2 dengan total biaya USD1,65 juta atau Rp24,72 miliar dengan nilai kurs Rp14.984 per USD/MW.

Selain itu, ARKO juga sedang melaksanakan proyek Tomasa. Proyek Tomasa menelan  investasi sebesar 1,75 juta USD atau Rp 26,66 juta/MW. Biaya investasi ini lebih rendah dibandingkan rata-rata industri sebesar USD2,2 hingga USD2,5 juta atau Rp32,96 hingga Rp37,46 / MW.

Proyek Tomasa merupakan pembangkit listrik berkapasitas 10 (2x5) MW. Proyek ini dimiliki oleh ARKO melalui anak perusahaannya PT Arkora Sulawesi Selatan. Proyek Tomasa memasuki tahap operasi komersial (COD) pada Maret 2020.

Arkora Hydro tetap berkomitmen untuk meningkatkan integrasi energi terbarukan melalui pembangunan pembangkit listrik tenaga air dengan berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia.

3. PT Indika Energi Tbk (INDY)
PT Indika Energy Tbk (INDY) berkomitmen untuk mencapai  emisi nol bersih pada tahun 2050. Pada saat yang sama, Indika Energy berencana untuk menyumbangkan 50% pendapatan non-batubara pada tahun 2025. Oleh karena itu, perusahaan akan mendiversifikasi portofolio investasinya pada sektor berkelanjutan area bisnis.

Terbaru, PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usahanya PT Mitra Motor Group (MMG) menjalin usaha patungan dengan Foxteq Singapore Pte Ltd pada 22 September 2022. Usaha patungan tersebut diberi nama PT Foxconn Indika Motor (FIM).

Selain itu, perseroan juga meluncurkan bisnis energi surya ramah lingkungan dengan mendirikan PT Empat Mitra Indika Solar Energy (EMITS). Ini merupakan usaha patungan yang diprakarsai Indika Energy dengan Fourth Partner Energy (4PEL), salah satu pengembang energi surya terkemuka di India.

Untuk meredam pengaruh industri batubara, Indika juga memiliki Indika Multi Property dengan 4 konsesi hutan tanaman industri seluas lebih dari 170.000 hektar di Kalimantan. Perusahaan berencana mengembangkan wood pellet untuk mengimbangi biomassa dan karbon.

4. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO)
Langkah PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) yang melakukan penawaran umum perdana  (IPO) dinilai sangat positif bagi perseroan. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, salah satu perusahaan panas bumi dengan kapasitas terpasang terbesar di dunia.

Ketua Umum Pertamina Geothermal Energy Ahmad Yuniarto mengatakan, pihaknya akan terus mendukung rencana pemerintah untuk meningkatkan bauran energi terbarukan untuk mencapai net zero emisi pada tahun 2060 dan seterusnya. Namun dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan, PGE akan terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan.

Selain itu, PGE juga ingin membantu Indonesia menjadi pembangkit tenaga panas bumi global. Dia mengatakan, sebagian besar dana hasil IPO akan digunakan untuk mendukung rencana perseroan mengembangkan kapasitas terpasang sebesar 600 megawatt (MW) pada tahun 2027. (SNP)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement