Di sisi lain, perlambatan ekonomi China sebagai mitra dagang utama Indonesia mengurangi permintaan komoditas ekspor seperti batu bara dan minyak kelapa sawit.
Faktor geopolitik turut menambah volatilitas pasar. Konflik di Timur Tengah dan Eropa Timur meningkatkan sentimen negatif.
Sementara, potensi perang dagang di bawah pemerintahan presiden terpilih AS, Donald Trump, memicu kekhawatiran lebih lanjut.
Dari dalam negeri, tekanan datang dari pelemahan nilai tukar rupiah, penurunan daya beli masyarakat, hingga perubahan kebijakan pemerintahan baru.
Sektor unggulan seperti perbankan dan komoditas tak luput dari dampak, tertekan oleh perlambatan ekonomi domestik dan penurunan harga komoditas global.