IDXChannel - Di tengah volatilitas pasar seiring kuatnya tekanan sentimen dari global, kinerja PT Petrosea Tbk (PTRO) bagi sebagian analis dinilai cukup menjanjikan.
Misalnya saja Analis Sucor Sekuritas, Yoga Ahmad Gifari, yang melihat tren kinerja PTRO saat ini tengah dalam fase pemulihan yang cukup signifikan.
Menurut Yoga, sedikitnya ada dua faktor utama yang menjadi pendorong kinerja positif dari anak usaha PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) tersebut.
"Pertama, prospek keuangan PTRO menjanjikan karena peningkatan volume kontrak pertambangan dari kontrak baru dan kontribusi yang lebih tinggi dari pertambangan batu bara seiring meningkatnya volume penjualan," ujar Yoga, dalam keterangan resminya, Rabu (7/8/2024).
Sejak diambil alih oleh CUAN, Yoga menjelaskan, PTRO telah mengamankan kontrak senilai USD1,8 miliar. Kontrak ini meningkatkan backlog pendapatan di sektor Engineering, procurement, and construction (EPC) dan kontrak pertambangan, masing-masing sebesar 152 persen dan 60 persen.
"Ini menunjukkan prospek pertumbuhan pendapatan Perseroan yang relatif kuat," ujar Yoga.
Selain itu, PTRO juga telah mengakuisisi aset pertambangan batu bara di Kalimantan Timur dengan cadangan hampir mencapai 50 juta ton.
Produksi pada 2023 tercatat mencapai 0,3 juta ton, dengan rencana peningkatan menjadi lima juta ton per tahun, dalam tiga sampai empat tahun ke depan.
"Ekspansi ini diharapkan menghasilkan pendapatan sebesar USD250 juta pada 2028, menyumbang 22 persen dari total pendapatan," ujar Yoga.
Sedangkan Faktor kedua yang mendukung pemulihan PTRO, dikatakan Yoga, adalah masuknya pemegang saham baru yang membawa peluang substansial.
"Aset pertambangan yang belum tergarap dari CUAN dan PT Singaraja Putra Tbk (SINI), termasuk batu bara, emas, dan silika, dapat menyebabkan pertumbuhan bisnis dan pendapatan tambahan," ujar Yoga.
Diketahui, aset-aset ini masih dalam tahap pengembangan dan belum dimasukkan dalam proyeksi saat ini.
Tak hanya itu, PTRO juga telah memulai diversifikasi bisnis kontraktor pertambangannya ke dalam proyek-proyek mineral seperti emas, bauksit, dan nikel.
Saat ini, Perseroan berhasil mengamankan kontrak dari tambang nikel yang dimiliki oleh anak usaha PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan durasi dua tahun.
Selain itu, PTRO akan mendapatkan manfaat dari persetujuan pemerintah terhadap Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) untuk sejumlah perusahaan pertambangan batu bara, yang memiliki target produksi sebesar 922 juta ton batu bara selama periode 2024-2026.
Target ini dinilai Yoga menunjukkan adanya pertumbuhan dibandingkan dengan realisasi produksi pada 2023.
"Petrosea (PTRO) telah berhasil menjadikan dirinya sebagai EPS dan kontraktor pertambangan tangguh di Indonesia yang bisa menarik kontrak dari perusahaan multinasional migas hingga perusahaan migas domestic," ujar Yoga.
PTRO sejauh ini telah berhasil meraih kontrak dari beberapa perusahaan migas dan tambang raksasa, seperti Freeport, BP, Unocal, Total, CononcoPhillips, Newmot, Bayan Group, Kideco, dan lainnya.
Selain itu, Perseroan juga memiliki hubungan yang kuat dengan Freeprt sebagai pelanggan EPS terbesar bagi perseroan dengan sumbangan 47 persen terhadap total pendapatan EPS.
Perseroan juga telah mengamankan kontrak EPS senilai US$ 448 juta dari BP dan Vale Indonesia. Angka tersebut setara dengan 30 persen dari total kontrak EPC yang telah dikantungi Perseroan.
Selain itu, Yoga mengatakan, PTRO kini juga tercatat sebagai enam perusahaan kontraktor pertambangan batu bara terbesar di Indonesia dengan total produksi batu bara mencapai 17 juta ton dan overburden removal mencapai 131 juta bcm di tahun 2023.
Perseroan juga sudah mendapatkan tambahan kontrak seumur hidur dari induknya SINI bernilai USD1,08 miliar.
"Dengan berbagai langkah strategis dan prospek pertumbuhan yang kuat, PTRO menunjukkan potensi besar dalam menghadapi tantangan dan peluang. Pemulihan signifikan ini menjadikan PTRO sebagai salah satu emiten yang patut diperhatikan dalam industri pertambangan di Indonesia," ujar Yoga.
(Taufan Sukma)