sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Dana Pemilu 2024 Diprediksi Tembus Rp125 Triliun, Saatnya Saham Konsumer Berpesta?

Market news editor Fiki Ariyanti
26/11/2023 06:01 WIB
Pemilu 2023 akan mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya sektor consumer goods.
Dana Pemilu 2024 Diprediksi Tembus Rp125 Triliun, Saatnya Saham Konsumer Berpesta? (Foto MNC Media)
Dana Pemilu 2024 Diprediksi Tembus Rp125 Triliun, Saatnya Saham Konsumer Berpesta? (Foto MNC Media)

IDXChannel - Pemilu sudah menjadi bagian dari jalannya demokrasi di Indonesia. Agenda tiap lima tahun ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya sektor consumer goods karena belanja dari pemilu yang lebih besar dari tahun-tahun biasanya. 

Analis Saham dari Panin Sekuritas, Andhika Audrey mengatakan, berbeda dengan pemilu di tahun-tahun sebelumnya, pemilu di 2024 merupakan pemilu serentak pertama, yakni dengan pemilu legislatif, pilpres dan juga pilkada yang dilakukan di tahun yang sama. 

"Kami meyakini bahwa efek ekonomi yang dihasilkan pada pesta demokrasi tahun ini akan lebih besar daripada tahun-tahun sebelumnya," ungkap Andhika dalam risetnya di Jakarta, Sabtu (25/11).

Kementerian Keuangan telah mengalokasikan anggaran Pemilu 2024 hingga Rp71,3 triliun (2019: Rp25,6 triliun) yang telah disiapkan pada APBN 2024, yang berlaku untuk dua putaran pemilihan.

Andhika menjelaskan, secara historis pemilu memberikan dampak untuk aktivitas ekonomi Indonesia sekitar 0,07-0,3%. 

"Namun kami memperhitungkan perputaran dana pemilu 2024 ini  mencapai Rp125 triliun dengan asumsi (Caleg seluruh dapil berkontribusi sekira Rp51 triliun, anggaran KPU dan Bawaslu 2023/2024 sebesar Rp71,3 triliun, dan dana parpol serta paslon Rp4 triliun) menambah dampak dari aktivitas ekonomi sebesar 0,9% dari PDB Indonesia," papar dia.

"Kami melihat dampak pemilu terhadap ekonomi Indonesia memang sangat bervariasi. Pada 2019 misalnya, dampak pemilu diperkeruh dengan perang dagang global serta 2004 dan 2009 IHSG tercatat mengalami pelemahan," sambungnya. 

Dia menilai, tahun politik identik dengan belanja yang besar dibanding tahun sebelumnya, yang berfungsi sebagai alat kampanye dari masing-masing partai. Di 2019, menurut data dari Bawaslu total pengeluaran partai politik di tahun itu mencapai Rp2,4 triliun dan jika ditambah dengan kedua paslon Presiden dan Wakil Presiden saat itu menjadi Rp3,1 triliun. 

"Kami memproyeksikan total belanja di 2024 akan lebih banyak, karena adanya Pemilu serentak di tahun yang sama untuk pertama kalinya. Kami melihat sektor konsumen dan TPT akan terdampak terhadap belanja kampanye pada setiap pemilu," terang Andhika. 

Menurutnya ada beberapa faktor pendorongnya, yaitu moderasi harga agrikultur, keyakinan konsumen yang masih di level optimis, serta mobilitas masyarakat yang mendukung konsumsi, dan kenaikan harga rata-rata penjualan (ASP) di kuartal I-2023 membantu dalam pertumbuhan perbaikan marjin setelah di tahun 2022 adanya kenaikan pada soft commodity. 

"Kami juga memproyeksikan adanya pertumbuhan dari sisi volume yang terdorong akan adanya subsidi pemerintah untuk masyarakat serta dana kampanye yang digunakan untuk spending," paparnya.

"Kami merekomendasikan NEUTRAL untuk sektor consumer goods dengan top pick MYOR (implied PE 22,8x di 2024 full year)," pungkas Andhika.

(FAY)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement