Jika terealisasi penuh dalam dua tahun, kata BRI Danareksa, proyek ini berpotensi menjadi pesaing baru bagi emiten besar seperti CPIN, JPFA, dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN).
Namun, lembaga riset ini mengingatkan bahwa skenario tersebut bisa mirip dengan proyek Berdikari pada 2018 yang berjalan lambat karena kendala eksekusi di lapangan.
Secara sektor, BRI Danareksa mempertahankan rekomendasi overweight, dengan CPIN sebagai saham unggulan utama (rasio price-to earnings atau P/E 16 kali, price-to book value atau P/BV 2,4 kali), diikuti JPFA (P/E 7,5 kali) dan MAIN (P/E 5,1 kali).
Risiko yang perlu dicermati antara lain pelemahan daya beli masyarakat serta potensi gangguan pasokan pakan.
Meski demikian, BRI Danareksa menilai sektor unggas tetap prospektif ke depan, dengan CPIN sebagai pilihan utama investor di tengah dinamika industri.