UOB Kay Hian mencatat, langkah ini memang akan diikuti pencatatan beban penurunan nilai Rp500 miliar-Rp600 miliar pada kuartal III-2025, sehingga berpotensi membuat perusahaan membukukan rugi bersih sementara.
Namun, saldo laba diperkirakan positif pada kuartal berikutnya, memberi ruang bagi distribusi dividen sekaligus memangkas beban depresiasi di jangka menengah.
Untuk tahun penuh 2025, DEWA tetap menargetkan EBITDA Rp1,7 triliun, dengan margin yang diyakini membaik seiring armada baru beroperasi penuh di semester II. Net profit diproyeksikan mencapai Rp490 miliar, melesat 2.893 persen secara tahunan.
Menurut catatan UOB, manajemen juga tengah berupaya memperluas basis klien di luar BUMI guna menekan risiko ketergantungan.
Pendanaan ekspansi juga semakin kuat. DEWA telah mengantongi pinjaman sindikasi Rp350 miliar dari Bank Central Asia (BCA) untuk modal kerja dan penambahan armada.