Negosiasi tambahan fasilitas Rp150 miliar dengan Amar Bank dan ICBC masih berlangsung, sementara opsi kerja sama dengan bank asal China juga terbuka untuk mendukung roadmap elektrifikasi.
Tahap awal elektrifikasi akan diterapkan pada pengangkutan batu bara, kemudian meluas ke armada overburden dengan model pembayaran berbasis konsumsi listrik (kWh).
UOB Kay Hian menilai DEWA atraktif berkat proyeksi pertumbuhan EBITDA rata-rata 42,1 persen per tahun pada 2024–2028, ditambah potensi nilai lebih dari bisnis tembaga yang belum masuk perhitungan valuasi.
Menurut hemat analis UOB, katalis saham mencakup kelanjutan pengembangan armada, pertumbuhan laba kuat di 2025, serta peluang kontrak baru dari klien tambahan.
Analis Henan Putihrai (HP) Sekuritas dalam riset 23 September 2025 juga menilai prospek emiten jasa tambang ini kian menarik, seraya menetapkan rekomendasi beli dengan target harga Rp350 per saham.