Padahal, pada 30 Desember 2021, BIMA masih membukukan ekuitas positif Rp9,37 miliar.
Secara historis, BIMA seringkali menanggung ekuitas negatif.
Berdasarkan penelusuran cepat IDX Channel di website perusahaan dan internet, setidaknya sejak 2005 (karena keterbatasan data di internet), perusahaan 15 kali memiliki defisiensi modal.
Bahkan, BIMA mengalami ekuitas negatif secara beruntun dalam periode 2005 sampai akhir 2018.
Perusahaan ini sempat mencatatkan ekuitas positif pada 31 Desember 2019, 31 Desember 2020, dan 31 Desember 2021.
Dari laporan laba rugi teranyar, BIMA mencatatkan pendapatan bersih Rp34,42 miliar pada semester I 2022, naik 100,55% secara tahunan (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya.