IDXChannel - Ada beberapa saham teknologi yang tercatat memiliki valuasi murah alias undervalued. Untuk mengetahui apakah sebuah saham undervalued, melihat price-to earnings ratio (PER) dan rasio price-to book value (PBV).
PER digunakan untuk membandingkan harga saham dengan laba perusahaan. Semakin kecil angka PER di bawah 10 hingga 15 kali, maka saham dianggap undervalued atau semakin murah.
Jika PER sebuah perusahaan rendah, maka mengindikasikan saham tersebut masuk dalam kategori undervalued.
Sementara PBV digunakan untuk melihat murah atau tidaknya suatu saham dengan membandingkan harga saham dan nilai buku perusahaan. Secara rule of thumb, PBV dinilai murah jika rasionya kurang dari satu kali.
Saham-Saham Undervalued di Sektor Teknologi
Berikut deretan saham undervalued di sektor teknologi berdasarkan PER per Senin (28/8/2023):
PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL)
Valuasi saham emiten di bidang perangkat keras dan peralatan teknologi ini masih murah. PER MTDL tercatat di bawah 15 kali, yakni 11,73 kali.
Adapun saham MTDL secara year to date (YtD) susut 10,34%. Kapitalisasi pasar perusahaan mencapai Rp6,38 triliun.
Perseroan pada enam bulan pertama tahun ini membukukan laba bersih sebesar Rp272,2 miliar. Realisasi tersebut naik tipis 0,34% dari periode yang sama tahun lalu (year on year/YoY) sebesar Rp271,2 miliar.
PT Tera Data Indonusa Tbk (AXIO)
Saham sektor teknologi lainnya dengan harga murah adalah AXIO. Emiten bidang perdagangan besar komputer dan perlengkapannya ini memiliki PER 14,80.
Kinerja saham AXIO hingga 28 Agustus 2023 tertekan 31,36%. Sedangkan kapitalisasi pasarnya senilai Rp946,10 miliar.
Laba bersih perseroan pada semester I-2023 tercatat sebesar Rp32 miliar. Realisasi ini melesat 531% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp5,07 miliar.
PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)
Perusahaan yang bergerak di bidang layanan periklanan, produk dan layanan digital, serta jaringan serat optik ini memiliki valuasi harga saham yang rendah atau undervalued. PER perseroan tercatat 5,31 kali.
Adapun kinerja saham WIFI sepanjang tahun ini tumbuh 45,38%. Sementara kapitaliasasi pasar perseroan tercatat mencapai Rp426,26 miliar.
Perseroan belum menyampaikan laporan keuangan periode semester I-2023. Namun, pada kuartal I tahun ini, WIFI membukukan laba bersih Rp20,4 miliar, melesat 571% dibanding periode yang sama 2022 sebesar Rp3,03 miliar.
(RNA)