Padahal sebenarnya, utang USD perseroan justru mengalami penurunan sebesar 12 persen dibandingkan akhir tahun 2023, seiring dengan pembayaran angsuran pokok. Hingga akhir Juni 2024, saldo utang USD perseroan berkisar 20 persen dari total utang.
“Kami tidak khawatir terhadap kemampuan dalam memenuhi kewajiban pembayaran utang USD yang jatuh tempo, mengingat total kewajiban pembayaran tersebut hanya berkisar 25 persen dari total pendapatan dalam USD yang dihasilkan oleh segmen usaha produk kayu dan renewable energi, sehingga terjadi natural hedging,” ujar Andrianto.
(Dhera Arizona)