IDXChannel - Sentimen lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia membuat pasar obligasi diprediksi mengalami penurunan. Tidak hanya itu, pandemi juga akan menghambat proses pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang dilakukan pemerintah.
Selain itu, langkah the Federal Reserve (the Fed) melakukan tapering serta kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat telah meningkatkan persepsi risiko investasi dalam negeri. Dua hal itu berpotensi membuat serapan surat utang korporasi menurun.
Ekonom PT Pefindo, Ahmad Nasrudin, mengatakan potensi kenaikan risiko tersebut akan membuat sejumlah korporasi cenderung lebih selektif dan waspada sebelum melakukan emisi obligasi pada semester II/2021.
"Kalau kita lihat (adanya) PPKM Darurat ini memiliki efek langsung di terhambatnya mobilitas barang dan jasa, nah pengaruhnya ada di sektor riil yang akan relatif lambat dibanding ekspektasi sebelumnya," kata Ahmad dalam Market Review di Jakarta (19/7/2021).
Sebagian perusahaan yang merencanakan emisi surat utang diprediksi akan melakukan refinancing utang obligasi yang telah ada. Seperti diketahui, Pefindo telah lama memproyeksikan penerbitan surat utang 2021 akan berada di kisaran Rp122-159 triliun.