"Kalau obligasi korporasi dalam prediksi awal kami ada di sekitar 150 triliun, kami dulu mengasumsikan gelombang kedua (Covid-19) tidak sedrastis ini. Prediksi kami, obligasi korporasi mungkin akan lebih rendah daripada perkiraan kami (yaitu) ada di Rp130 triliun," terang Ahmad.
Ahmad menilai masih ada kenaikan persepsi risiko terhadap obligasi korporasi dengan mengacu pada perkembaan sektor riil yang terkena dampak virus corona.
"Artinya kalau mobilitasnya terbatas karena PPKM ini ya artinya kinerja bisnis dan keuangan mereka akan relatif terhambat," jelas Ahmad sembari menambahkan bahwa obligasi dari pemerintah justru bergerak stabil dibanding korporasi. (TYO)