Sejalan dengan itu, ADB memangkas proyeksi inflasi di Indonesia dari 2 persen (proyeksi April) menjadi 1,7 persen (proyeksi September) pada 2025.
Sementara pada tahun depan, inflasi Indonesia tetap diramal di level 2 persen. Sebagai perbandingan, proyeksi pertumbuhan ekonomi ADB itu tidak seoptimal dari asumsi yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia.
Dalam APBN 2025, pemerintah mengasumsikan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,2 persen; sementara dalam APBN 2026, asumsi pertumbuhan ekonomi ditetapkan di level 5,4 persen.
Berdasarkan analisis tersebut, Ibrahim memprediksi mata uang rupiah pada Perdagangan besok akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp16.660 - Rp16.710 per USD.
(NIA DEVIYANA)