Untuk mengatasi risiko nilai tukar, dia meyakini perbankan akan melakukan hedging untuk menjaga pergerakan nilai tukarnya.
"Pelemahan rupiah juga harus diperhatikan dari sisi pemberian kredit dalam bentuk valuta asing, untuk tetap menjaga rasio keuangan yang mereka miliki," ujar Maximilianus.
Di tengah kondisi yang menantang ini, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), yang dikenal dengan bisnis international banking yang kuat, telah menyiapkan strategi manajemen risiko yang jitu.
Salah satunya, BBNI menerapkan strategi likuiditas yang konservatif, memastikan kemampuan yang cukup untuk ekspansi bisnis tanpa mengorbankan likuiditas serta menjaga cost of fund (CoF) di level yang dapat dikelola.
Bank pelat merah ini berupaya mendiversifikasi sumber pendanaannya, bukan hanya dari masyarakat tetapi juga melalui penerbitan instrumen keuangan seperti obligasi. Belum lama ini, bank dengan logo 46 tersebut sukses menerbitkan global bond senilai USD500 juta.