Tren penurunan kredit macet ini membuat beban biaya kredit perseroan juga turun. Per akhir Mei 2024, BBNI (bank only) mencatatkan beban pencadangan kredit sebesar Rp2,8 triliun, turun 20,1 persen secara tahunan dari Rp3,5 triliun pada Mei 2023.
Inilah yang menjadi salah satu kekuatan BBNI menurut Analis Samuel Sekuritas, Prasetya Gunadi, dalam catatan risetnya.
"Pertumbuhan pinjaman tetap solid sebesar +12,6 persen YoY pada Mei 2024, BBNI berhasil meningkatkan imbal hasil pinjamannya menjadi 6,7 persen dibandingkan 6,5 persen pada April 2024, sehingga memungkinkan bank tersebut membukukan NIM lebih tinggi sebesar 3,9 persen pada Mei 2024, CoC juga tetap rendah di 0,7 persen dibandingkan satu persen pada periode yang sama tahun lalu," tulis Prasetya, dalam catatan riset. (TSA)