Aksi korporasi ini diharapkan dapat meningkatkan likuiditas valas perseroan yang saat ini cenderung mengetat di perekonomian. Selain itu, nilai penerbitan yang optimal serta fundamental perseroan yang solid membuat CoF tetap terjaga.
Tidak hanya mendiversifikasi sumber pendanaan, BBNI juga terus mendorong fee-based income dengan memanfaatkan momentum melalui fasilitas trading valas.
Hal ini diharapkan mampu mendorong pendapatan bank ketika tren penurunan marjin bunga bersih (NIM) di sektor perbankan masih berlangsung.
Berdasarkan laporan keuangan BBNI (bank only) pada Mei 2024, pendapatan dari komisi/provisi/fee dan administrasi mencapai Rp4,2 triliun, meningkat 7,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,9 triliun.
Hal lain yang menggembirakan adalah meskipun suku bunga tinggi dan depresiasi nilai tukar dicemaskan dapat menurunkan kualitas portofolio kredit perbankan, BBNI justru terus membukukan perbaikan kualitas kredit yang tercermin dari rasio Non-Performing Loan (NPL) yang terus menurun.