Gema menjelaskan, tren penurunan yang terjadi pada saham BBRI lebih dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, baik dari sisi makro ekonomi seperti kenaikan suku bunga The Fed sepanjang 2024, sehingga mengakibatkan capital outflow besar-besaran dari emerging markets, termasuk Indonesia.
Di lain pihak, meski tren penurunan harga telah berlangsung cukup lama, namun Gema menilai bahwa saham BBRI secara keseluruhan masih menyimpan potensi kenaikan yang cukup menjanjikan.
Potensi tersebut ditopang oleh sejumlah sentimen positif, seperti rencana buyback senilai Rp3 triliun, kondisi fundamental Perseroan yang masih kuat dan positif, catatan laba bersih yang terus tumbuh konsisten, serta juga kondisi makroekonomi yang relatif mendukung.
"Kondisi makroekonominya mendukung, dari pemangkasan suku bunga (acuan) Bank Indonesia, sehingga meningkatkan prospek kredit dan profitabilitas bank," ujar Gema.
Dengan demikian, meski catatan pelemahan harga sejauh ini cukup dalam, Gema menilai prospek saham BBRI untuk kembali menguat juga masih demikian besar, dan layak diperhitungkan.
(taufan sukma)