Selain insentif fiskal, percepatan belanja pemerintah juga diperkirakan mendongkrak kepercayaan konsumen di paruh kedua tahun ini. BRI Danareksa melihat, ada risiko dari pembatalan pembelian di awal Juli, ketika diskon PPN masih 50 persen, namun dampaknya diperkirakan minim.
Dari sisi suplai, pengembang rumah tapak dengan harga Rp1 miliar hingga Rp5 miliar dan lokasi yang tersebar dinilai tetap menjadi pemain utama. CTRA tercatat memiliki inventori properti bebas PPN terbesar, sekitar Rp1,5 triliun hingga Rp2 triliun, diikuti PWON, BSDE, dan SMRA.
Dengan mempertimbangkan bauran harga, eksposur ke rumah tapak, diversifikasi lokasi, dan kekuatan aset ritel, BRI Danareksa menempatkan urutan saham pilihan sebagai berikut: CTRA, PWON, SMRA, dan BSDE.
Valuasi sektor juga dinilai masih murah dibanding rata-rata lima tahun terakhir. Kinerja pre-sales sepanjang semester I-2025 pun berjalan sesuai jalur, dengan realisasi 49 persen dari target setahun penuh. Prospek ke depan juga ditopang kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) pada kuartal III-2025 atau IV-2025.
CTRA dan PWON tetap menjadi saham pilihan utama BRI Danareksa, dengan proyeksi pertumbuhan laba bersih 10 persen tahun ini. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.