Setelah dikurangi beban pajak dan pos pengeluaran yang lain, KIJA tercatat masih mengalami rugi bersih sebesar Rp64,03 miliar. Catatn rugi tersebut membengkak dari nilai rugi tahun 2021 yang hanya sebesar Rp5,16 miliar.
Pada tahun ini, KIJa telah menyediakan dana belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp400 miliar. Nilai tersebut disiapkan untuk membiayai akuisisi lahan baru sebesar Rp250 miliar, sedangkan sisanya sebesar Rp150 miliar untuk dana pemeliharaan.
Sedangkan terkait kinerja, KIJA mengincar target marketing sales sebesar Rp2 triliun, atau mengasumsikan adanya pertumbuhan sebesar 16 persen dibanding realisasi 2022 yang sebesar Rp1,72 triliun.
Target tersebut disusun dengan berharap Rp1 triliun diantaranya bakal bisa didapat dari kawasan industri Cikarang dan lainnya.
Secara lebih detil, sebesar Rp750 miliar diharapkan bisa didapat dari penjualan tanah matang dan bangunan industri, serta sebesar Rp250 miliar dari produk residensial dan komersial di kawasan industri Cikarang dan lainnya.