“Di tahun 2023, perseroan mendapat penambahan kuota FAME yang akan berdampak terhadap pendapatan. Adapun, target penjualan di 2023 adalah Rp5,1 triliun,” ujar Temmy.
Sebagai informasi kinerja hingga akhir 2022 lalu, JARR mengantongi laba sebesar Rp41,68 miliar, naik dari tahun 2021 yang sebesar Rp15,86 miliar. Sementara itu, penjualan perseroan juga tumbuh menjadi Rp4,70 triliun, dari sebelumnya hanya sebesar Rp619,85 miliar.
Pencapaian kinerja perseroan sepanjang tahun lalu disebut sebagai awal yang baik untuk torehan kinerja perseroan ke depan. Adapun, biaya operasional atau operational expenditure (opex) JARR tahun ini ditargetkan sebesar 95% dari total penjualan, dengan kapasitas produksi perseroan sekitar 50-60%.
“Manajemen optimistis di tahun 2023 bisa mencapai peningkatan laba dari 2022. Sedangkan terkait dari kebijakan pembagian dividen, kami akan mengikuti persetujuan pemegang saham,” ujar Temmy.
(SLF)