sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Dolar AS Melemah di Tengah Lesunya Pasar Tenaga Kerja

Market news editor Nia Deviyana
12/11/2025 09:56 WIB
Dolar AS melemah pada Rabu setelah data ketenagakerjaan sektor swasta memicu kekhawatiran. 
Dolar AS Melemah di Tengah Lesunya Pasar Tenaga Kerja. Foto: Freepik.
Dolar AS Melemah di Tengah Lesunya Pasar Tenaga Kerja. Foto: Freepik.

IDXChannel - Dolar AS melemah pada Rabu setelah data ketenagakerjaan sektor swasta memicu kekhawatiran. Di saat yang sama, investor bersiap menghadapi pembukaan kembali pemerintahan AS yang akan mempercepat publikasi data ekonomi yang sebelumnya tertunda.

Melansir Investing, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap beberapa mata uang utama berada di dekat posisi terendahnya dalam lebih dari sepekan, terakhir tercatat di level 99,46. 

Euro stabil di level USD1,1586, sementara poundsterling menguat dan diperdagangkan di USD1,3149.

Pada Selasa malam, penyedia data ketenagakerjaan ADP melaporkan bahwa perusahaan-perusahaan AS memangkas lebih dari 11.000 tenaga kerja per minggu hingga akhir Oktober. 

Data ini menyoroti bagaimana tren perekrutan berubah dari minggu ke minggu dan mengindikasikan pelemahan lebih lanjut di pasar tenaga kerja, yang diawasi ketat oleh para pembuat kebijakan Federal Reserve (The Fed).

Para trader kini memperkirakan sekitar 68 persen kemungkinan bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan depan, naik dari sekitar 62 persen sehari sebelumnya, menurut alat pemantau CME FedWatch.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun 3 basis poin menjadi 4,0791 persen pada awal perdagangan Asia, setelah pasar obligasi AS tutup pada Selasa karena libur Veterans Day. 

Imbal hasil obligasi dua tahun juga turun sekitar 3 basis poin menjadi 3,5596 persen.

"Kami tetap berpendapat bahwa keseimbangan risiko terhadap pasar tenaga kerja, inflasi, dan konsumsi mendukung pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan depan," tulis Kepala Ekonomi G3 ANZ,  Brian Martin, dalam sebuah catatan.

Dalam beberapa waktu terakhir, pembuat kebijakan The Fed menunjukkan sikap yang lebih hati-hati terhadap kemungkinan pelonggaran lebih lanjut, dengan alasan tidak tersedianya sejumlah data ekonomi utama akibat penutupan pemerintahan AS.

Namun pembukaan kembali pemerintahan tampaknya sudah di depan mata, di mana para anggota DPR AS melakukan pemungutan suara yang membuka peluang berakhirnya shutdown terpanjang dalam sejarah.

(NIA DEVIYANA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement