IDXChannel - Dolar AS memulai perdagangan Kamis (28/8/2025) dengan posisi tertekan, seiring meningkatnya ekspektasi terhadap kemungkinan penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) bulan depan.
Melansir Yahoo Finance, indeks dolar yang mengukur kinerja mata uang AS terhadap enam mata uang utama stabil di level 98,135 setelah melemah selama dua hari berturut-turut.
Euro naik 0,07 persen menjadi 1,1646 per dolar AS, sementara poundsterling menguat tipis 0,03 persen ke 1,3504 per dolar AS. Dolar AS juga melemah 0,11 persen ke 0,8017 terhadap franc Swiss, meskipun menguat tipis 0,05 persen terhadap 147,47 yen Jepang.
Dolar AS tercatat melemah 0,04 persen menjadi 7,1491 yuan dalam perdagangan luar negeri. Sementara itu, dolar Australia naik 0,09 persen menjadi 0,6512 per dolar AS.
Sebelumnya, Presiden Fed New York, John Williams, memberi sinyal pemangkasan suku bunga mungkin dilakukan.
Mata uang AS juga menghadapi tekanan baru akibat kampanye Presiden AS Donald Trump yang semakin gencar meningkatkan pengaruhnya terhadap keputusan kebijakan moneter, termasuk upayanya untuk memberhentikan Gubernur The Fed Lisa Cook dan menggantinya dengan sosok loyalis.
Di sisi lain, data penting yan akan dirilis menjelang pertemuan kebijakan The Fed pada 16–17 September antara lain indeks harga PCE, serta laporan ketenagakerjaan bulanan.
Saat ini, pelaku pasar memperkirakan sekitar 84 persen peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan depan, dan menilai akan ada total pelonggaran sekitar 56 basis poin hingga akhir tahun.
Perkiraan itu mendorong imbal hasil obligasi Treasury bertenor dua tahun, yang sangat sensitif terhadap ekspektasi kebijakan, jatuh ke level terendah sejak 1 Mei pada perdagangan malam, sehingga menambah tekanan pada dolar.
Dorongan Trump untuk memasukkan kandidat pilihan dengan kecenderungan dovish ke dalam komite pengambil keputusan The Fed juga ikut menekan imbal hasil jangka pendek.
(NIA DEVIYANA)