Pasar sangat sensitif terhadap usulan Trump ini, terutama setelah Moody’s menurunkan peringkat kredit AS pada 16 Mei lalu.
"Dalam banyak hal, semua jalan mengarah pada pelemahan dolar AS," ujar kepala riset di Pepperstone, Chris Weston, dilansir Financial Times, Selasa (27/5/2025).
Persepsi defisit AS yang lebih tinggi menimbulkan kekhawatiran akan meningkatnya penerbitan surat utang pemerintah di masa depan, yang mendorong naiknya premi jangka waktu dan membuat investor menjauh dari dolar.
Pekan lalu, DPR AS meloloskan versi RUU pemotongan pajak Trump yang diperkirakan akan menambah sekitar USD3,8 triliun ke total utang pemerintah federal dalam satu dekade ke depan, menurut Kantor Anggaran Kongres (CBO).
Kepercayaan investor terhadap aset-aset AS dalam beberapa bulan terakhir telah terganggu oleh kebijakan tarif global Presiden AS Donald Trump yang tidak menentu.