Lebih lanjut, dia menilai prospek sektor properti di Indonesia masih sangat menjanjikan. Berbeda dengan negara-negara besar yang menghadapi penurunan populasi, Indonesia memiliki permintaan hunian yang terus tumbuh seiring pertumbuhan ekonomi dan penduduk.
"Jadi selama kita masih berkembang, secara ekonomi, populasi, properti tinggal mengikuti saja. Government itu tidak perlu terlalu banyak intervensi asal mereka meliberalisasi sedikit saja sudah bisa jalan sendiri," ujarnya.
Anthony menambahkan, perseroan juga menargetkan peningkatan kontribusi pendapatan dari penjualan properti hingga 20–30 persen dalam lima hingga sepuluh tahun mendatang. Saat ini kontribusi pendapatan masih sekitar 90 persen berasal dari pendapatan berulang (recurring income) sektor hotel dan ritel.
"Harapan kami, dalam 5-10 tahun ke depan, properti sales (penjualan properti) bisa berkontribusi 20-30 persen dari total pendapatan, sementara sekitar 70 persen tetap berasal dari recurring income) hotel dan ritel," kata Anthony.
(Rahmat Fiansyah)