IDXChannel - Salah satu bank kripto terbesar Amerika Serikat (AS) Silvergate Capital (SI) dikabarkan akan menghentikan operasi dan melikuidasi banknya. Langkah ini dilakukan setelah jatuhnya pasar kripto di tahun lalu yang menyebabkan miliaran nasabah meninggalkan bank dalam beberapa bulan terakhir.
"Mengingat perkembangan industri dan peraturan baru-baru ini, Silvergate percaya bahwa penghentian operasi Bank secara tertib dan likuidasi sukarela Bank adalah jalan terbaik ke depan," kata bank asal La Jolla, California, AS, tersebut dalam keterangan resmi.
"Rencana penutupan dan likuidasi Bank mencakup pelunasan semua simpanan. Perusahaan juga mempertimbangkan cara terbaik untuk menyelesaikan klaim dan mempertahankan nilai sisa asetnya, termasuk teknologi eksklusif dan aset pajaknya," kata Silvergate.
Mengutip Yahoo Finance, saham Silvergate yang juga listing di bursa New York (NYSE) langsung anjlok lebih dari 42% setelah jam perdagangan. Setelah IPO, saham Silvergate dibuka dengan harga USD150 per saham di hari pertama perdagangan tahun lalu. (Lihat grafik di bawah ini.)
Lanjutan Kejatuhan Kripto di 2023
Sebagai informasi, bursa kripto FTX mengalami kolaps pada awal November 2022 menyusul laporan oleh CoinDesk yang menyoroti potensi masalah leverage dan solvabilitas yang melibatkan firma perdagangan yang berafiliasi dengan FTX, Alameda Research.
Runtuhnya FTX mengguncang pasar kripto yang bergejolak, dan kehilangan miliaran dolar pada saat itu, jatuh di bawah valuasi USD1 triliun.
Bursa FTX juga menghadapi krisis likuiditas dan mencari dana talangan, di mana bursa pesaingnya, Binance, mempertimbangkan untuk membeli sebagian dari perusahaan namun akhirnya batal.
Menghadapi kondisi tersebut, CEO FTX, Sam Bankman-Fried terpaksa harus berhadapan dengan hukum.