Direktur Utama DSNG, Andrianto Oetomo, mengatakan pembangunan pabrik Bio-CNG baru tersebut bukti keseriusan pihaknya menerapkan konsep circular economy dengan mengurangi limbah hasil produksi industri kelapa sawit. Ini sekaligus menekan emisi gas rumah kaca dan menghemat penggunaan bahan bakar fosil secara signifikan.
“Dalam dua tahun terakhir ini, kami mulai memperkenalkan konsep industri kelapa sawit berbasis energi terbarukan sebagai konsep masa depan. Melalui pembangunan pabrik Bio-CNG ini, kami mendapatkan dua keuntungan sekaligus, yakni penghematan dalam penggunaan bahan bakar solar di industri kelapa sawit yang kami jalankan, dan juga secara sustainability, upaya kami dalam menekan emisi gas rumah kaca,” kata Andrianto di Jakarta (25/3/2021).
Lebih lanjut dia menjelaskan dalam tiga tahun ke depan, DSNG akan memiliki tujuh pabrik Bio-CNG. Dengan tujuh pabrik tersebut, DSNG dapat menghemat penggunaan solar sekitar 16 juta liter per tahun, dengan pengurangan emisi gas rumah kaca setara 400.000 ton CO2 per tahun.
Sebelumnya pada September 2020, DSNG telah melakukan commissioning pabrik Bio-CNG yang pertama di Muara Wahau, Kalimantan Timur. Ini sekaligus merupakan pabrik Bio-CNG yang pertama di Indonesia. (RAMA)