Pengabaian ini dilakukan dengan pertimbangan investability, terutama soal porsi saham pengendali yang terlalu tinggi hingga isu Unusual Market Activity (UMA) dan papan pemantauan khusus. Bahkan, MSCI juga sempat berencana mempermanenkan pertimbangan tersebut dalam metodologi evaluasi mereka.
Kemudian, pada Juli 2025, MSCI mencabut perlakuan khusus terhadap ketiga saham Prajogo itu. Keputusan tersebut membuat saham-saham Prajogo berpeluang masuk dalam indeks MSCI.
Research Analyst Shinhan Sekuritas, Billy Ibrahim Djaya menilai, pasar tengah mengantisipasi tinjauan indeks MSCI yang akan berlaku pada akhir Agustus mendatang. Saham-saham milik Prajogo yang masuk indeks berpotensi menjadi katalis yang signifikan bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Saham-saham Prajogo sebelumnya mendapatkan perlakuan khusus oleh MSCI, tetapi kini dapat dimasukkan secara berkala, yang dapat memicu peningkatan aliran dana asing ke pasar Indonesia.
"Dengan investor global yang memantau secara ketat perubahan indeks MSCI, penyeimbangan kembali ini dapat memberikan momentum lebih lanjut bagi IHSG dalam beberapa minggu mendatang," katanya dalam riset.
(Rahmat Fiansyah)