sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Dua Sentimen Negatif Bikin IHSG Susah Bangkit dari Zona Merah

Market news editor Anggie Ariesta
29/05/2023 11:54 WIB
IHSG pada awal perdagangan hari ini bergerak melemah. Ada dua sentimen negatif yang membuat IHSG masih belum bangkit dari zona merah.
Dua Sentimen Negatif Bikin IHSG Susah Bangkit dari Zona Merah. (Foto: MNC Media)
Dua Sentimen Negatif Bikin IHSG Susah Bangkit dari Zona Merah. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini terpantau melemah 0,2%. Penurunan terdalam disumbang sektor teknologi sebesar 5,3%, sektor energi 3,3%, dan sektor barang baku sebesar 2,4%.

Sementara itu tiga sektor yang menahan koreksi yakni sektor konsumer non-primer sebesar 2,4%, sektor transportasi & logistik sebesar 2,4% dan konsumer primer 1,0%.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Mino menjelaskan ada dua sentimen negatif yang membuat IHSG masih belum bangkit dari zona koreksi yakni ketidakpastian debt ceiling di Amerika dan berlanjutnya penurunan harga komoditas.

"Ketidakpastian debt ceiling kembali membuat investor khawatir akan prospek ekonomi Amerika. Ketidakpastian tersebut juga membuat imbal hasil obligasi pemerintah Amerika mengalami kenaikan Dolar Amerika juga kembali melanjutkan penguatanya di tengah ketidakpastian tersebut," ujar Mino dalam keterangan resminya, Senin (29/5/2023).

Menurut Mino, ketidakpastian debt ceiling dikhawatirkan akan semakin memperburuk prospek ekonomi Amerika dan berimbas pada penurunan permintaan komoditas.

Ketidakpastian tersebut juga membuat nilai tukar dolar terhadap mata uang utama lainnya kembali melanjutkan penguatannya sehingga memberikan tambahan tekanan di pasar komoditas.

Sementara itu sentimen positif yang menjaga IHSG tidak kian tergerus yakni dipertahankannya suku bunga acuan, kredit tetap tumbuh meskipun lebih lambat, kembali surplusnya neraca transaksi berjalan, berlanjutnya aksi beli investor asing dan FOMC Minutes yang mengindikasikan tidak adanya kenaikan FFR pada Juni mendatang.

Sedangkan sentimen positif dari domestik yakni Bank Indonesia yang untuk keempat kalinya secara berturut-turut mempertahankan BI7DRR di level 5,75%.

"Keputusan mempertahankan BI7DRR sebesar 5,75% ini konsisten dengan stance kebijakan moneter untuk memastikan inflasi inti terkendali dalam kisaran 3,0±1% di sisa tahun 2023 dan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) dapat segera kembali ke dalam kisaran sasaran 3,0±1% pada triwulan III 2023," kata dia.

Terkait pertumbuhan kredit, pada April 2023 pertumbuhan kredit tumbuh 8,08% yoy lebih rendah dari bulan sebelumnya 9,93%. Pertumbuhan kredit tersebut terutama ditopang oleh kredit investasi yang tumbuh 10,12% yoy disusul oleh kredit modal konsumsi dan modal kerja yang masing-masing tumbuh 8,68% yoy/6,55% yoy.

Selain itu, pada minggu lalu asing kembali membukukan beli bersih di pasar reguler sebesar Rp2.5 triliun lebih tinggi dari minggu sebelumnya Rp400 miliar. Dia mengatakan asing banyak melakukan pembelian di saham GOTO (Rp809 miliar), BBCA (Rp793 miliar), BBRI (Rp746 miliar), ICBP (Rp517 miliar), BBNI (Rp219 miliar) dan ASII (Rp137 miliar).

“Dari awal tahun asing telah membukukan beli bersih Rp14,57 triliun di pasar regular. Investor bisa juga melirik saham-saham yang dikoleksi asing ini," katanya.

(FRI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement