“Kalau mendadak suruh bayar sanggup tidak? Itu yang disebut potensi gagal bayar, default. Kalau ada change of control pasti saham anjllok. Belum bahaya saham turun. Perusaahaan ini sehat, tanggung jawabnya jelas,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Utama KIJA versi RUPS 26 Juni Sugiharto menuturkan penunjukan dirinya sebagai nahkoda yang baru didasari anggapan pemegang saham bahwa perusahaan kurang berkembang dan tidak transparan di bawah kepemimpinan manajemen yang lama.
“KIJA memang berkembang, tapi grow untuk siapa? Manajemen atau pemegang saham? Fungsi saya disini untuk menambah nilai pemegang saham dan transparasi. Ada sebelas ribu investor yang khawatir dengan kinerja. KIJA perlu penguatan jadi ini bukan hostile (take over),” terang Mantan Menteri BUMN ini (12/8).
Seperti diketahui, pada 26 Juni 2019 telah terselenggara RUPST yang salah satu agendanya adalah, pengangkatan Sugiharto sebagai Direktur Utama dan Aries Liman sebagai Komisaris Independen KIJA. (*)