Adapun fokus utama program ini adalah penguatan Early Warning and Response System (EWARS), sistem peringatan dini bagi penyakit sensitif terhadap iklim, seperti malaria, yang telah mencapai lebih dari 100.000 kasus akibat perubahan iklim ekstrem.
Perseroan akan berkolaborasi mengembangkan infrastruktur teknologi yang mampu menangani analisis data berskala besar untuk sistem peringatan dini penyakit menular. Dengan dukungan dari pemerintah dan institusi terkait, kerja sama ini diharapkan dapat menciptakan solusi berbasis data yang lebih presisi bagi pemangku kepentingan dalam menghadapi dampak kesehatan akibat perubahan iklim.
"Dengan akses terhadap infrastruktur data yang lebih canggih, program ini akan semakin meningkatkan kesiapan Indonesia dalam menyusun kebijakan kesehatan berbasis AI," ujarnya.
Kedua belah pihak optimistis kerja sama ini akan menjadi landasan bagi 5 Bidang Prioritas Strategi Nasional AI Indonesia 2045, yaitu kesehatan, reformasi birokrasi, pendidikan dan riset, ketahanan pangan, serta mobilitas atau smart city.
Sinergi antara data center dan kecerdasan artifisial tentunya dapat memberikan
dampak positif bagi seluruh lapisan masyarakat yang berkelanjutan.
(kunthi fahmar sandy)