EBT Mulai Jadi Primadona, Bagaimana Rapor Saham dan Keuangan Emiten Ini?
Emiten EBT khususnya pembangkit listrik energi bersih tengah tersengat sentimen positif dari agenda strategis pemerintah dalam beralih ke penggunaan dan pemanfaatan energi tersebut. Ini tercermin dari sejumlah saham emiten industri ini yang memiliki kinerja bagus sepanjang 2022.
Dilansir dari data BEI per penutupan Rabu (22/9), harga saham ARKO mencatatkan performa terbaik di antara emiten EBT lainnya. Adapun saham ARKO terbang hingga 131,67 persen semenjak resmi melantai di bursa pada 30 Juni 2022 lalu.
Di samping harga sahamnya yang terkerek, ARKO juga mencatatkan rapor keuangan yang apik di semester I-2022. Menurut laporan keuangannya, ARKO memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp116,02 miliar yang bertumbuh 36,06 persen secara year on year (yoy).
Selain itu, laba bersih ARKO juga melesat hingga 69,59 persen secara yoy yakni menjadi Rp24,93 miliar. Dengan demikian, ARKO berhasil mengungguli emiten EBT lainnya dari segi laba bersih maupun pendapatan bersih. (Lihat tabel di bawah ini.)
Meningkatnya pendapatan dan laba bersih ARKO bersumber dari naiknya segmen pendapatan emiten yang signifikan. Adapun segmen pendapatan dari penjualan listrik meningkat hingga 19,25 persen menjadi Rp32,29 miliar.
Sementara peningkatan paling signifikan adalah pendapatan dari jasa lainnya yang melesat 131,65 persen meskipun hanya menyumbang Rp3,85 miliar terhadap pendapatan.
Sedangkan jasa konstruksi menyumbang Rp79,88 miliar terhadap pendapatan dengan peningkatan hingga 41,29 persen.
Adapun PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN sebagai pelanggan pihak ketiga juga menyumbang pendapatan ARKOhingga 99,79 persen yakni sebesar Rp115,78 miliar di semester I-2022.
Selain ARKO, KEEN juga mencetak pertumbuhan pendapatan bersih dan laba bersih yang melesat secara yoy.
Menurut laporan keuangan emiten di semester I-2022, pendapatan bersih KEEN tumbuh hingga 11,85 persen menjadi USD20,36 juta atau setara Rp302,36 miliar (dengan asumsi kurs Rp14.848/USD).
Sedangkan laba bersihnya juga melesat hingga 66,34 persen menjadi USD6,81 juta atau senilai dengan Rp101,24 miliar di semester I-2022.
Selain mencatatkan kinerja keuangan yang masih melesat di semester I-2022, performa saham KEEN secara year to date (YTD) juga terkerek hingga 81,61 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)
Menyusul kinerja positif kedua emiten di atas, SEMA juga masih mencatatkan pertumbuhan performa saham di zona hijau sejak pertama melantai di bursa, yakni sebesar 10 persen pada penutupan Rabu (21/9).
Informasi saja, SEMA melakukan Initial Public Offering (IPO) atau resmi melantai perdana di bursa pada 10 Januari 2022.
Kendati demikian, kinerja keuangan SEMA terkontraksi di semester pertama tahun ini. Adapun baik pendapatan bersih maupun laba bersih emiten ini masing-masing merosot hingga minus 1,25 persen dan minus 40,76 persen secara yoy.
Sementara pendapatan bersih yang diperoleh SEMA di periode ini mencapai Rp60,14 miliar. Sedangkan laba bersihnya turun menjadi Rp3,51 miliar.
Tak seperti ketiga emiten pembangkit listrik EBT lainnya, JSKY mencatatkan keuangan maupun kinerja saham yang ambruk.
Berdasarkan data BEI pada penutupan Rabu (21/9), harga saham JSKY secara YTD ambles di minus 50,48 persen. Di samping itu, dalam kurun sebulan terakhir, saham JSKY stagnan alias tidak bergerak di angka 0 persen.
Datarnya saham JSKY terjadi di tengah keputusan BEI memberikan notasi khusus L yang berarti perusahaan belum menyampaikan laporan keuangan. Sedangkan, perusahaan ini telah menyampaikan laporan keuanganya yang terbaru yaitu pada periode tahun penuh (Full Year/FY) 2021.
Sebagaimana disampaikan di laporan keuangan tersebut, pendapatan bersih JSKY di periode FY 2021 merosot hingga minus 25,95 persen menjadi Rp148,29 miliar.
Sementara emiten ini membukukan rugi bersih sebesar Rp72,77 miliar di periode ini. Sebelumnya, JSKY masih mencatatkan laba bersih di periode yang sama tahun 2020 yakni sebesar Rp6,98 miliar.
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.