"Dolar AS yang stabil dan imbal hasil obligasi yang meningkat juga menekan pasar komoditas," dia menambahkan.
Bank-bank sentral dari Amerika Serikat hingga Inggris dan Eropa diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada pertemuan di minggu pertama Mei. Bank sentral masih berusaha mengatasi inflasi yang sangat tinggi.
Pemulihan ekonomi China yang bergelombang pasca Covid-19 juga mengaburkan prospek permintaan minyaknya, meskipun data bea cukai China menunjukkan pada hari Jumat pekan lalu, importir minyak mentah utama dunia menghasilkan rekor volume pada Maret. Impor China dari pemasok utama Rusia dan Arab Saudi masing-masing mencapai 2 juta barel per hari (bpd).
"Saya akan mengutip data ekonomi campuran baru-baru ini dan melanjutkan intervensi bank sentral sebagai pendorong utama di balik koreksi harga baru-baru ini," kata John Driscoll, direktur JTD Energy Services.
"Namun, banyak yang mungkin melihat ini sebagai peluang dip-buying," sambungnya.
Margin penyulingan di Asia telah melemah karena rekor produksi dari penyulingan teratas China dan India, membatasi selera wilayah tersebut untuk pemuatan pasokan Timur Tengah pada Juni.