Kenaikan ini menunjukkan bahwa ekonomi AS terus berkembang meskipun pasar tenaga kerja melambat, yang mungkin mempengaruhi keputusan suku bunga Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) besok. Pasar memperkirakan pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin.
“Emas bertahan mendekati rekor tertinggi dengan adanya siklus penurunan suku bunga AS yang mendukung, di tengah prospek penurunan biaya pendanaan yang mendorong aliran investasi ke dana yang diperdagangkan di bursa. Perlu dicatat, pemotongan 25 basis poin mungkin memicu kemunduran, mengingat fokus saat ini pada pemangkasan 50 basis poin,” kata Saxo Bank, dikutip MT Newswires, Selasa (17/9).
Dolar menguat setelah data tersebut dirilis, dengan indeks dolar ICE terakhir naik 0,22 poin menjadi 100,99.
Imbal hasil obligasi juga meningkat, dengan obligasi AS bertenor dua tahun terakhir tercatat memberikan imbal hasil 3,596 persen, naik 3,5 basis poin, sementara imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun terapresiasi 2,7 basis poin menjadi 3,65 persen.
Antisipasi soal rapat FOMC telah mengangkat harga emas pekan lalu. JPMorgan Global Commodities Research mencatat, minat terbuka (open interest) pada logam mulia tersebut meningkat sebesar 10,6 persen untuk pekan yang berakhir 13 September, didorong oleh "aliran dana yang ditopang emas" yang berasal dari ekspektasi langkah The Fed.