William juga menilai bahwa fenomena ini bukanlah tren sesaat. Perjalanan menuju status blue chip baru membutuhkan waktu dan konsistensi. “Fenomena ini masih bisa berlangsung sampai 2026, karena kedatangan blue chips baru nggak singkat— butuh waktu bulanan sampai tahunan,” ujarnya.
Ia menambahkan, penyebab munculnya saham-saham unggulan baru ini beragam, mulai dari faktor fundamental hingga sentimen pasar semata.
“Penyebab dari new blue chips ini sendiri variatif. Bisa karena faktor fundamental, tapi paling sering itu karena selera pasar saja, seperti yang terjadi sekarang ini di saham-saham konglomerat,” imbuh William.
Sebagai perbandingan, William mencontohkan bagaimana sebelumnya sektor consumer goods pernah mendominasi dengan HMSP, GGRM, dan UNVR, lalu bergeser ke bank digital dan teknologi seperti ARTO dan GOTO.
Ia menekankan, dinamika ini hampir selalu diawali dari pergeseran arus dana dan sentimen pasar terhadap emiten-emiten tertentu. “Sebagai bagian dari sector rotation, maka penyebabnya sudah pasti didasari oleh selera pasar,” ujar William.