Bagani menilai pasar minyak nabati masih terus memanas, dipicu oleh kondisi pasar yang ketat menyusul penurunan stok minyak kedelai dan minyak lobak dari Amerika Serikat dan Kanada.
Sementara itu, stok minyak biji matahari juga sedang berjuang untuk mempertahankan nilai ekspornya di tengah serangan Rusia ke Ukraina.
Kelompok Industri Minyak Nabati (FEDIOL) mencatat agresi militer Rusia telah menghentikan pengiriman minyak bunga matahari Ukraina ke Uni Eropa, yang biasanya mewakili sekitar 200.000 ton per bulan.
Stok yang rendah di Eropa, membuat permintaan minyak nabati dari Asia meningkat. Survei Reuters memperkirakan stok minyak sawit Malaysia pada akhir Februari bakal turun 11,4 persen dari bulan sebelumnya menjadi 1,38 juta ton.
Ini terjadi karena produksi yang rendah selama empat bulan berturut-turut sementara angka ekspor terus melonjak.