Penggabungan ini juga memungkinkan Exxon meningkatkan produksi harian di wilayah Permian hingga setara 2 juta barel pada 2027, atau lebih dari setengah produksi raksasa minyak dunia saat ini.
Exxon juga berjanji mengurangi emisi karbon dioksida bersih dari aset Pioneer menjadi nol pada 2035, atau 15 tahun lebih cepat dari rencana semula.
Melansir Reuters, kesepakatan yang diperkirakan selesai pada awal 2024, akan membuat empat perusahaan minyak terbesar AS mengendalikan sebagian besar ladang shale oil di Permian Basin dan infrastrukturnya.
Namun, pakar antimonopoli mengatakan bahwa Exxon dan Pioneer memiliki peluang baik untuk menyelesaikan kesepakatan tersebut, meskipun bakal menghadapi pengawasan ketat. Hal ini karena meski mereka produsen minyak dan gas terbesar di Permian, namun hanya menguasai sebagian kecil dari pasar minyak dan gas global.
Menurut RBC Capital Markets, Pioneer merupakan operator terbesar di Permian yang menyumbang 9 persen dari produksi kotor shale oil. Sementara Exxon menempati posisi lima dengan 6 persen.