IDXChannel - Fitch Ratings menaikkan peringkat kredit jangka panjang PT Pan Brothers Tbk (PBRX) menjadi B- dari sebelumnya Restricted Default (RD) dengan outlook stabil.
Kenaikan peringkat ini diberikan setelah perseroan merampungkan seluruh proses restrukturisasi utangnya melalui penerbitan obligasi baru dan obligasi wajib konversi (OWK)
“Peringkat ini mencerminkan berkurangnya tekanan likuiditas dan restrukturisasi utang, mengingat tidak adanya jatuh tempo dalam jangka pendek,” tulis Fitch Ratings Indonesia dalam laporan, Senin (24/11/2025).
Namun demikian, lembaga pemeringkat tersebut menilai ruang likuiditas PBRX masih terbatas akibat akses pendanaan yang belum pulih sepenuhnya, tingginya kebutuhan modal kerja, serta risiko dalam pelaksanaan pemulihan operasional.
Pan Brothers sebelumnya telah menyelesaikan restrukturisasi utang melalui proses pengadilan, mencakup penerbitan obligasi baru senilai USD79 juta dan OWK sebesar USD157 juta.
Dengan restrukturisasi tersebut, total utang perusahaan yang semula mencapai USD337 juta telah dipangkas menjadi USD180 juta dalam bentuk utang baru dan USD157 juta dalam bentuk OWK.
Restrukturisasi ini juga memperpanjang tenor kewajiban perseroan hingga 11–15 tahun, dengan pembayaran pertama baru dimulai pada 2029. Rinciannya, obligasi baru senilai USD50 juta akan jatuh tempo pada 2036, sementara USD29 juta sisanya berjatuh tempo pada 2040.
Utang baru tersebut juga dibebani bunga jauh lebih rendah, yakni 1-2 persen, baik melalui pembayaran tunai maupun skema paid-in-kind, dibandingkan bunga sebelum restrukturisasi yang berada di kisaran 2,5-7,625 persen. Pengujian covenant keuangan baru akan berlaku mulai 2030.
"Kami memperkirakan jatuh tempo utang berada di bawah USD1 juta pada 2029, USD5 juta pada 2030, dan USD10 juta pada 2031, sebelum meningkat lebih dari USD10 juta per tahun pada 2032–2035," tulis Fitch.
Pendapatan diproyeksi turun, pemulihan terlihat 2026-2027
Meski beban utang telah diperingan, Fitch menilai peningkatan signifikan pendapatan dan EBITDA masih sangat bergantung pada keberhasilan perseroan mendapatkan pendanaan tambahan untuk kebutuhan modal kerja yang menjadi faktor kritis bagi industri garmen berorientasi ekspor.
Pendapatan PBRX diproyeksikan turun sekitar 15 persen pada 2025, dipengaruhi oleh melemahnya permintaan pelanggan global serta terbatasnya ruang pendanaan modal kerja.
"Keterbatasan pendanaan eksternal saat ini menghambat penghasilan kas dan pertumbuhan perusahaan. Kami memperkirakan pendapatan baru akan mulai pulih pada 2026-2027,” kata Fitch.
(DESI ANGRIANI)