Di tengah perubahan situasi pada neraca transaksi berjalan Indonesia, yang berbalik menjadi negatif pada kuartal kedua 2023 sebesar 0,6 persen, Fitch memproyeksikan defisit tersebut akan meningkat menjadi 0,9 persen pada 2024 dan 1,5 persen pada 2025.
Walau demikian, Fitch melihat potensi peningkatan investasi langsung asing (FDI) secara bertahap, terutama di sektor kendaraan listrik dan manufaktur, yang dapat mengurangi kerentanan neraca pembayaran dan mendukung penurunan defisit neraca transaksi berjalan.
Fitch juga menilai baik atas penurunan ketergantungan pada utang dalam mata uang asing. Hal tersebut telah mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar.
Investor asing yang semakin tertarik pada obligasi pemerintah Indonesia juga telah meningkatkan stabilitas keuangan negara.
"Di tengah tantangan global yang masih dinamis, Pemerintah akan terus memastikanpemulihan ekonomi terjaga melalui peran APBN yang solid, percepatan reformasi struktural, serta sinergi antar lembaga yang kuat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi kuat, inklusif, dan berkelanjutan," ungkap Suminto.