Dalam menetapkan rangkaian peringkat tersebut, Fitch Rating mempertimbangkan positioning PNRE, termasuk juga PGEO di dalamnya, sebagai kendaraan utama bagi Pertamina Group dalam meningkatkan kapasitas energi baru terbarukan (EBT) miliknya menjadi 17 persen.
Peningkatan kapasitas menjadi salah satu prioritas kinerja Pertamina, seiring dengan target pemerintah untuk mendongkrak pangsa pasar EBT nasional minimal menjadi 23 persen pada 2025 mendatang, dan menuju 30 persen pada 2030.
Guna mengejar target tersebut, PNRE bahkan telah menyiapkan dana belanja modal (Capital Expenditure/Capex) sebesar USD3,7 miliar untuk periode 2023 hingga 2026 mendatang, dengan USD2,1 miliar diantaranya untuk belanja modal PGEO.
Anggaran belanja tersebut ditujukan untuk meningkatkan kapasitas terpasang EBT yang saat ini masih sebesar 687 megawatt (MW), menjadi 5 gigawatt (GW), termasuk juga over kapasitas surya sbeesar 3GW dan 1GW di PGEO, dari yang saat ini masih sebesar 672 MW.
"Penilaian kami mencerminkan kuatnya potensi pertumbuhan yang dimiliki oleh PPI/PNRE, meski secara kontribusi keuangan kepada induk usaha akan tetap minimal dalam jangka menengah, karena porsinya yang masih kecil dibanding bisnis utama PT Pertamina di sektor migas," tulis Fitch Rating, dalam keterangan resminya.