"Untuk pasar lain di Asia Timur khususnya Jepang, pada akhir Agustus 2022 kontainer telah siap diberangkatkan," tambah Nanang.
Sebelumnya dalam paparan publik, perseroan membebarkan bahwa negara-negara di Asia Selatan, terutama India masih menjadi target utama karena telah berjalan cukup lama dan dinilai memiliki pembeli potensial.
"Kontribusi total omset dari India diperkirakan masih akan mencapai 70%-30% dibandingkan dengan jaringan pasar baru. Namun, tidak tertutup kemungkinan kemudian hari proporsi ini akan bergeser," ucapnya.
Untuk memenuhi permintaan ini, Nanang menegaskan perseroan telah membuat komitmen pasokan bahan baku hingga 2026. Salah satunya realisasinya adalah adanya kesepakatan ihwal pemenuhan bahan baku ekspor dengan perusahaan pemilik konsesi lahan di Indonesia Timur.
"Ini sejalan dengan kesamaan persepsi membangun konsep pengelolaan yang diupayakan untuk selalu ramah lingkungan atau eco green concept atau dalam konteks teknis adalah prinsip pelestarian alam atas lahan tereksplorasi," tandas Nanang. (FAY)