Dia mengatakan, Garuda menyerahkan rencana konsolidasi sepenuhnya kepada Danantara, termasuk menghitung rencana untung rugi merger. Saat ini, manajemen Garuda tengah fokus menjalankan transformasi kinerja keuangan setelah memperoleh pinjaman (shareholder loan) dari Danantara.
"Pada prinsipnya kami dari Garuda Indonesia menyerahkan sepenuhnya wewenang mengenai hal ini kepada pemegang saham. Saat ini fokus utama Garuda Indonesia bagaimana menjalankan transformasi komprehensif termasuk mengoptimalkan dukungan shareholder loan dari Danantara," katanya.
Sebagai informasi, Garuda memperoleh suntikan modal berupa shareholder loan dari Danantara senilai USD405 juta atau setara Rp6,65 triliun. Dukungan finansial tahap awal akan digunakan untuk mengoptimalkan armada di Garuda Indonesia Group, termasuk Citilink.
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri mengungkapkan, rencana spin off Pelita Air dari Pertamina Group. Langkah ini dilakukan supaya Pertamina dapat lebih fokus menjalankan bisnis intinya di sektor oil and gas dan energi baru terbarukan.
"Untuk airlines kami, kita sedang penjajakan awal untuk penggabungan dengan Garuda Indonesia," ujarnya pada Kamis (11/9/2025).