Nilai pembiayaan investasi untuk supporting function sebesar Rp10 miliar.
"Pada akhir tahun ini, semua fasilitas produksi dan pendukung yang baru tersebut ditargetkan sudah selesai dan siap beroperasi pada awal 2022," lanjutnya.
Indofarma, sejatinya juga akan menggenjot pasar ekspor. Di mana, untuk lini bisnis farma perseroan sudah membuka pasar untuk negara Afghanistan, Vietnam, Timur Tengah, dan Singapura.
Sedangkan, untuk produk natural extract, perseroan akan menjajaki peluang ekspor baru ke wilayah Amerika dan Eropa.
Hingga akhir tahun ini, Indofarma menargetkan penjualan bisa sebesar Rp2,5 triliun, atau meningkat dari akhir 2020 sebesar Rp1,7 triliun. Begitupun dengan laba bersih di angka Rp40 miliar, naik dari posisi akhir 2020 Rp27,58 miliar.
"Komposisinya tidak akan beda jauh di mana, 50%-55% berasal dari farma dan 45%-50% dari alat kesehatan,” ungkap Arief.