Gelontorkan Rp169,86 Miliar, Indofarma (INAF) Siapkan 7 Proyek Besar di 2021

IDXChannel - Emiten BUMN farmasi, PT Indofarma Persero) Tbk (INAF) siapkan tujuh proyek besar sebagai bagian dari upaya mengembangkan kemandirian produk alat kesehatan di Indonesia.
Berdasarkan keterangan resmi INAF, enam di antaranya merupakan proyek pengembangan produk dan satu sisanya proyek pendukung. Perseroan pun sudah menyiapkan dana untuk pembiayaan investasi sebesar Rp169,86 miliar dan modal kerja Rp30 miliar.
"Seluruh investasi kita 75% ke alat kesehatan. Tujuh investasi kita tadi 100% sumber dananya dari PMN (penyertaan modal negara) dari holding kami, tapi nanti kita akan lihat perkembangannya," ucap Direktur Utama Indofarma, Arief Pramuhanto, dalam keterangan resminya, Kamis (20/5/2021).
Perseroan jelasnya tengah melakukan pembangunan pabrik melt blown yang merupakan bahan baku masker di Cibitung seluas 20 hektare dengan nilai pembiayaan investasi Rp14,86 miliar dan modal kerja Rp5 miliar, pabrik hospital furniture dengan nilai pembiayaan investasi Rp15 miliar dan modal kerja Rp5 miliar, pabrik sarung tangan atau gloves dengan nilai pembiayaan investasi Rp20 miliar dan pabrik kateter dengan nilai pembiayaan investasi Rp50 miliar dan modal kerja Rp10 miliar.
Dengan nilai pembiayaan investasi Rp30 miliar, emiten berkode saham INAF juga akan mengembangkan produk natural extract. Untuk pengembangan central processing facility, nilai pembiayaan investasi yang digunakan Rp30 miliar dan modal kerja Rp10 miliar.
Nilai pembiayaan investasi untuk supporting function sebesar Rp10 miliar.
"Pada akhir tahun ini, semua fasilitas produksi dan pendukung yang baru tersebut ditargetkan sudah selesai dan siap beroperasi pada awal 2022," lanjutnya.
Indofarma, sejatinya juga akan menggenjot pasar ekspor. Di mana, untuk lini bisnis farma perseroan sudah membuka pasar untuk negara Afghanistan, Vietnam, Timur Tengah, dan Singapura.
Sedangkan, untuk produk natural extract, perseroan akan menjajaki peluang ekspor baru ke wilayah Amerika dan Eropa.
Hingga akhir tahun ini, Indofarma menargetkan penjualan bisa sebesar Rp2,5 triliun, atau meningkat dari akhir 2020 sebesar Rp1,7 triliun. Begitupun dengan laba bersih di angka Rp40 miliar, naik dari posisi akhir 2020 Rp27,58 miliar.
"Komposisinya tidak akan beda jauh di mana, 50%-55% berasal dari farma dan 45%-50% dari alat kesehatan,” ungkap Arief.
Hingga kuartal I-2021, perseroan mencatatkan penjualan sebesar Rp373,20 miliar, meningkat sebesar Rp225,04 miliar atau 152% dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp148,16 miliar.
Peningkatan Penjualan Bersih tersebut terutama ditopang dari penjualan segmen ethical sebesar Rp191,87 miliar dan alat kesehatan sebesar Rp175,49 miliar.
Keberhasilan peningkatan penjualan tersebut berkontribusi positif pada pencapaian laba bersih perseroan Rp1,8 miliar setelah mengalami kerugian bersih Rp21,43 miliar pada periode yang sama tahun buku 2020.
"Perseroan meningkatkan kinerja penjualan pada kuartal I-2021 dengan strategi penjualan obat ethical dan alat kesehatan terkait Covid-19," tandas Arief. (TYO)